Selasa, 20 April 2010
BELAJAR MANDIRI
Konsep Belajar Mandiri
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalahpengertian tersebut terjadi karena pada umumnya mereka yang kuliah di UT cenderung belajar sendiri tanpa tutor atau teman kuliah. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.
Sebagai mahasiswa yang mandiri, Anda tidak harus mengetahui semua hal. Anda juga tidak diharapkan menjadi mahasiswa jenius yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu prinsip belajar mandiri adalah Anda mampu mengetahui kapan Anda membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. Pengertian tersebut termasuk mengetahui kapan Anda perlu bertemu dengan mahasiswa lain, kelompok belajar, pengurus administrasi di UPBJJ, tutor, atau bahkan tetangga yang kuliah di universitas lain. Bantuan/dukungan dapat berupa kegiatan saling memotivasi untuk belajar, misalnya, mengobrol dengan tetangga yang kuliah di universitas lain, seringkali dapat memotivasi diri kita untuk giat belajar. Bantuan/dukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari surat kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, informasi tentang jadwal tutorial, dan hal lain yang tidak berhubungan dengan orang.
Yang terpenting adalah Anda mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar proses belajar Anda pada saat Anda membutuhkan bantuan atau dukungan.
Melatih Mandiri Sejak Anak Belajar Tengkurap
Contoh lain, pada usia enam-tujuh bulan saat anak belajar duduk pun kemandirian tetap harus diterapkan. Bahkan hingga anak beranjak besar pada usia 11-12 bulan di mana dia telah ada pada tahap belajar jalan, tetap harus diajarkan mandiri dengan usahanya sendiri. Saat dia belajar berjalan, taruh mainan di depannya lalu biarkan anak untuk berusaha mengambilnya sendiri. Tak hanya sebatas itu saja, mengajarkan kemandirian pada anak efektif dilakukan saat dia makan.
Dengan membiarkannya makan sendiri, meski berantakan, akan menuntutnya untuk terbiasa tidak dilayani. Kemandirian yang diajarkan pada anak sejak dini akan membuatnya dapat mengatur waktu kegiatannya sendiri dan membuat anak terbiasa menolong orang lain serta lebih bisa menghargai orang lain. Pada umumnya mereka lebih percaya diri dan dapat mengontrol dirinya sendiri.